Jika ada seratus pejuang kebenaran, Aku salah satunya, Jika ada sepuluh pejuang kebenaran, Aku salah satunya, Jika hanya ada satu pejuang kebenaran, Aku pastikan akulah orangnya

Kamis, 12 Februari 2009

Dosa yang dianggap biasa

Islam datang dengan membawa peraturan yang semuanya demi kemaslahatan umat manusia. Di antaranya soal menghilangkan najis. Islam mensyariatkan agar umatnya melakukan istinja’(bersuci setelah buang air besar atau buang air kecil, baik dengan air ataupun benda selain air). Yang ingin kita permasalahkan disini adalah bahwa masih ada sebagian orang menganggap enteng masalah menghilangkan najis. Akibatnya badan dan bajunya masih kotor. Dengan begitu, shalatnya menjadi tidak sah. Padahal Rasulullah saw telah mengabarkan bahwa perbuatan tersebut salah satu sebab dari pada azab kubur. Sebagaimana sabdanya berikut : “Kebanyakan azab kubur disebabkan oleh buang air kecil” (HR Ahmad : 2/236, Shahihul Jami’ : 1213).

Istinja yang dilakukan secara tergesa-gesa menyebabkan kotoran yang ada di badan belum sepenuhnya hilang, padahal kebersihan badan adalah salah satu syarat yang menjamin sahnya melakukan suatu ibadah semisal shalat. Belum lagi percikan air kencing yang tanpa sengaja mengenai pakaian. Oleh karena itu, sudah semestinyalah bagi kita yang dulunya masih menganggap enteng permasalahan ini segera memperhatikannya sebagai suatu hal yang penting.

Ada satu fakta yang membuat kita, khususnya saya merasa begitu prihatin dengan kondisi generasi muslim kita yang tidak “ngeh” terhadap permasalahan penting ini. Misalnya saja pada saat melaksanakan kegiatan penyambutan mahasiswa baru, seperti intro kampus atau yang sejenisnya. Rata-rata di setiap kampus melaksanakan acara ini mulai pagi hingga sore, yang dilaksanakan sekitar 3 hingga 10 hari. Seperti kegiatan yang lain, dalam acara ini juga ada waktu ishoma(istirahat, sholat, makan). Namun, waktu yang diberikan relatif singkat, sehingga bagi mereka yang terbiasa lelet, tiga rangkaian ishoma tadi tak dapat dikerjakan keseluruhan.

Contohnya saya. Kalau mengingat pengalaman intro kampus tahun tadi rasanya emosi saya tak dapat lagi dibendung. Sebab, yang namanya menjama’ atau pun mengqadla shalat itu sudah menjadi keseharian saat-saat mengikuti kegiatan tersebut. Apa boleh dikata, saya memang termasuk orang yang cukup lelet. Tapi, leletnya saya bukan berarti tidak beralasan. Secara, jumlah toilet memang tak sedikit, namun hanya sebagian saja yang berfungsi dengan baik. Sehingga perlu ngantri dulu kalau mau buang air. Ngambil air wudlu pun juga demikian, perlu ngantri juga. Tapi, bagi mereka yang ingin cepat, kolam-kolam air pun dijadiakan alternatif sebagai tempat mengambil air wudlu. Bagi akhwatnya, tak perduli apakah aurat mereka terlihat orang lain atau tidak. Kalau sudah begitu, mau tak mau saya juga harus ngantri untuk bisa buang air kecil dengan istinja yang benar dan berwudlu ditempat tertutup. Akhirnya, orang-orang sudah selesai shalat, saya baru mau shalat, ditambah lagi waktu yang diberikan sudah habis. Kalaupun sempat shalat, mungkin shalat saya itu seperti ayam yang sedang mematuk makanannya. Dan jika tidak sempat, dengan berat hati saya terpaksa menjama’ atau bahkan mengqadlanya (semoga Allah mengampuni dosa-dosa saya, Aamiin).

Saya sempat bingung, apakah dengan waktu yang menurut saya super singkat itu teman-teman yang lain dapat beristinja dengan benar, shalat dengan benar, ataupun beristirahat secukupnya. Ternyata apa yang saya khawatirkan memang benar-benar terjadi, mereka dapat mempergunakan waktu singkat tersebut dengan istinja sekedarnya, shalat sekedarnya, dan istirahat yang juga sekedarnya. Sungguh satu hal yang sangat memprihatinkan, namun tak terlihat satu panitia pun yang mempermasalahkan hal ini. Dengan terpaksa saya katakan, betapa “pintarnya” para panitia itu. Padahal mereka juga pernah mengalami hal yang sama pada saat kegiatan intro kampus, namun mereka tetap mengulangi tanpa sedikitpun mempertimbangkannya.

Untuk saya dan teman-teman semua, sudah saatnyalah kita bertekat untuk tidak sedikit pun mengentengkan masalah istinja ini. Baik itu pada saat kegiatan orientasi, saat di kampus, atau dimana saja kita berada. Bersucilah dengan benar dan tidak teresa-gesa serta perhatikanlah jangan sampai air kencing kita terpercik/mengenai pakaian yang akan kita bawa untuk beribadah. Mudah-mudahan kita selalu berada di jalan yang diridlai-Nya. Allahumma Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar