Jika ada seratus pejuang kebenaran, Aku salah satunya, Jika ada sepuluh pejuang kebenaran, Aku salah satunya, Jika hanya ada satu pejuang kebenaran, Aku pastikan akulah orangnya

Jumat, 06 Maret 2009

Tempat yang Istimewa

Telah lama ku ingin melakukan perjalanan di jagat raya ini, perjalanan yang bagiku itu sangat menyenangkan. Menikmati indahnya alam yang terbentang, menafakuri mereka sambil mengagungkan Sang Qadiran.

Aku ingin pergi ke sebuah pantai, yang di sepanjang pesisirnya berbariskan pohon kelapa yang melambai-lambai, jauh dari keramaian namun dekat dengan suara riuhnya ombak. Menghirup udara segar sambil memandang ke langit biru yang disesaki oleh awan putih, sesekali mencoba untuk menatap mentari yang terselip di antara lembaran awan tersebut. Sambil berkata, “Betapa indahnya wahai Engkau yang menciptakan keindahan ini.”

Aku juga ingin pergi ke sebuah padang rumput, yang sekitarnya dipenuhi oleh bunga-bunga nan cantik serta kupu-kupu yang elok. Melihat ke arah mereka dengan senyuman yang tulus sambil berlari-lari kecil. Ketika cukup letih, aku ingin merebahkan diri di atas kasur tanah beralaskan rumput ciptaan-Nya, seraya memokuskan pandangan ke arah kolong langit. Sambil berkata, “Betapa indahnya wahai Engkau yang menciptakan keindahan ini.”

Aku juga ingin pergi ke sebuah tempat, dimana air jernih mengalir di antara bebatuan, hingga suara gemericiknya dapat membuat hati ini terasa tenang. Duduk bersila di tepi, bersama pepohonan hijau nan rindang. Diramaikan oleh suara jangkrik dan nyanyian merdu dari burung-burung kecil. Menatap ke arah langit sambil berkata, ”Betapa indahnya wahai Engkau yang menciptakan keindahan ini.

Sekali lagi, aku ingin pergi ke atas sebuah bukit. Menanti matahari terbenam, menunggu munculnya bulan serta bintang-gemintang. Memandang langit malam nan elok, berhiaskan batu-batu angkasa, yang berkelap-kelip seumpama intan berlian. Sambil mengungkapkan kalimat terakhir hari ini, “Rabbanaa maa khalaq-ta haadzaa baathilaa, Subhaa-naka faqinaa ‘adzaabannaar.” Tuhan kami, tidaklah Kau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau maka hindarkanlah kami dari ‘adzab neraka.

Astaghfirullaah, ternyata aku sedang berkhayal, berkhayal tentang sesuatu yang aku sendiri tidak tahu dapatkah aku mewujudkannya. Sekarang, aku tak ingin berkhayal lagi, aku akan benar-benar melakukan perjalanan, ke sebuah tempat yang hampir tak pernah terlintas dalam benakku bahwa aku akan mengunjunginya. Karena, tempat itu sangat istimewa, tak ada seorang pun yang dapat menjangkaunya terkecuali aku. Padahal tempat itu sangat dekat, tempat itu tak lain adalah diriku sendiri.

Hanya tiga bekal yang akan ku bawa dalam perjalananku menuju tempat itu, yaitu kemauan, kesabaran dan yang terakhir adalah keyakinan. Ku berharap, tak ada satu bekal pun yang tertinggal. Karena aku tak sabar lagi ingin menggapai tempat istimewa itu. Tempat dimana aku akan menemukan kesenangan yang sesungguhnya. Terakhir dariku, Tuhan, syukurku teratas hanya untuk-Mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar