Jika ada seratus pejuang kebenaran, Aku salah satunya, Jika ada sepuluh pejuang kebenaran, Aku salah satunya, Jika hanya ada satu pejuang kebenaran, Aku pastikan akulah orangnya

Jumat, 06 Maret 2009

Syari'at Islam menjamin kesehatan masyarakat

Kekayaan pangkal kesehatan. Itulah mungkin pepatah yang tepat untuk menggambarkan kondisi pelayanan kesehatan masyarakat Indonesia sekarang ini.

Sudah banyak fakta yang terlihat untuk menggambarkan semakin rendahnya kualitas pelayanan kesehatan masyarakat. Sebagaimana data yang dihimpun Depkes, bahwa jumlah balita kurang gizi dan gizi buruk di Indonesia mencapai 1,4 juta jiwa (kompas, 10/3/08). Di Temanggung Jawa barat tengah, 299 anak menderita gizi buruk akut. Contoh buruknya layanan kesehatan ini adalah rumah-rumah sakit yang menolak melayani pasien-pasien miskin karena PT. Askes menunggak askeskin hingga triliunan rupiah. PT. Askes beralasan, anggaran dari pemerintah belum turun. Sebaliknya pemerintah mengangap banyak klaim rumah sakit yang terlalu besar sehingga harus di audit dulu. Yang jelas, masyarakat miskin menjadi korban.

Di zaman sekarang ini, pelayanan kesehatan tak ubah hanya sebagai lahan diskriminasi antara si kaya dengan si miskin. Seolah-olah si kaya lah yang lebih berhak untuk menikmati kesehatan dibandingkan si miskin. Bahkan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan gratis atau biaya yang murah, si miskin harus rela meminta belas kasihan terlebih dahulu kepada pemerintah. Itu pun belum tentu akan mendapatkan respon yang baik. Sehingga wajarlah jika masyarakat berbondong-bondong mendatangi dukun cilik ponari yang dipercaya bisa mengobati melalui perantara air, hanya dengan membayar uang Rp 1.000.

Padahal pada kenyataannya, kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang pemenuhannya bersifat pasti. Disinilah islam, yang tidak hanya bersifat sebagai agama melainkan juga sebagai ideologi telah menjamin pelayanan kesehatan bagi manusia. Adanya kondisi yang bertolak belakang diatas tadi, disebabkan masih adanya pemimpin yang tidak amanah serta sistem yang buruk yakni sistem kapitalis sekuler.

Oleh karena itu jika kita ingin sungguh-sungguh lepas dari berbagai persoalan, khususnya persoalan kesehatan, maka kita harus memilih sistem yang baik dan pemimpin yang amanah. Sistem yang baik hanya datang dari Zat Yang Maha Baik, itulah syariah Allah. Sementara itu pemimpin yang amanah adalah yang mau tunduk pada sistem yang baik itu. Berdasar syariah yang dipimpin oleh orang amanah saja persoalan dapat segera diatasi. Insya Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar