Jika ada seratus pejuang kebenaran, Aku salah satunya, Jika ada sepuluh pejuang kebenaran, Aku salah satunya, Jika hanya ada satu pejuang kebenaran, Aku pastikan akulah orangnya

Selasa, 09 Februari 2010

Valentine’s Day, Momen Penghancuran Generasi Muda Muslim

Sejarah Valentine’s Day, bagai ketiak ular alias tak jelas juntrungannya. The World Book Encyclopedia (1998) mengemukakan banyak versi mengenai hari kasih sayang. Sebagian memahaminya sebagai perayaan lupercalia yang merupakan rangkaian upacara pensucian di masa Romawi kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata.

Pada hari ini, para pemuda mengundi nama-nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan obyek hiburan.

Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.

Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastur. Diantara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (The Encyclopedia Britannica: Christianity).

Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentines Day untuk menghormati St Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (The World Book Encyclopedia 1998).

Sementara The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada tiga nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang diantaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Tidak jelas siapa Santo Valentine yang dimaksud.

Yang sudah terang, Valentine’s day mengkampanyekan kebebasan seksual alias perzinahan, mulai dari berduaan hingga esek-esek. Hilangnya keperawanan perempuan pun dianggap sah bila disetorkan pada saat Valentine’s Day kepada pacarnya.

Sebuah jajak pendapat oleh Assumption University pada 2007 mengatakan, sepertiga dari 1.578 gadis usia belasan tahun di Thailand menyatakan bahwa mereka siap berhubungan seks di Hari Valentine bila pacar mereka memintanya.

Survey lain yang dilakukan Universitas Thai terhadap 1.222 pemudi menemukan, 11 persen dari mereka berencana menyerahkan keperawanannya pada malam Valentine (kompascommunity.com, 14/02/07)

Di Indonesia, jajak pendapat semacam itu memang belum ada yang komprehensif. Tapi, kasus per kasus sih sudah bukan rahasia lagi. setidaknya, Valentine’s Day berhubungan erat dengan aktivitas pornoaksi, entah perempuannya masih perawan atau tidak. Indikasinya, lihat saja larisnya kondom dan penginapan atau tempet-tempat pelesiran di kala Valentinan.

Melihat kondisi tersebut, tidak berlebihan jika kita katakan Valetine’s Day menimbulkan bahaya besar yang mengintai para remaja Indonesia, khususnya remaja muslim kita. Mulai dari penularan HIV/AIDS hinga kehamilan tak dikehendaki. Sebab, jika kita sedikit saja mau melirik data yang lebih akurat, bahwa anggapan penggunaan kondom aman tidaklah benar, dengan kata lain kabar tersebut sangat menyesatkan. Karena pada kondom (yang terbuat dari bahan latex) terdapat pori-pori dengan diameter 1/60 mikron dalam keadaan tidak meregang; dalam keadaan meregang lebar pori-pori tersebut mencapai 10 kali. Virus HIV sendiri berdiameter 1/250 mikron. Dengan demikian, virus HIV jelas dengan leluasa dapat menembus pori-pori kondom (laporan konferensi AIDS Asia Pasific di Chiang Mai, Thailand, 1995).

Selain itu, pengidentikan Valentine’s Day dengan coklat juga bukan berarti tak ada motif apa-apa. Ternyata coklat mengandung zat kimia Phenylethylamine dan Seratonin. Keduanya memacu gairah ekstase dan erotis. Efeknya, meningkatkan kegembiraan dan stamina. Karena itu coklat mempunyai reputasi sebagai zat aphrodisiac.

Makanya, di Inggris, tanggal 14 Februari terang-terangan ditasbihkan sebagai The National Impotence Day (hari impoten nasional). Melalui peringatan ini, masyarakat terutama kaum laki-laki diajak untuk menanggulangi ancaman impotensi. Maksudnya jelas, makanlah coklat yang banyak dan lakukanlah aktivitas seksual pada hari kasih sayang. Tak peduli dengan pasangan resmi atau bukan.

Seolah ingin berbagi kabahagiaan, momen Valentine’s Day ini tidak hanya mereka (umat kristiani) kampanyekan di antara sesama mereka saja, tetapi juga merembes ke arah generasi muda muslim kita. Dan dengan gamblangnya tak sedikit dari mereka yang menerima, mengadopsi, serta mengikuti ritual Valentine’s Day itu setiap tahunnya. Na’udzubillah min dzalik.

Melihat sejarah Valentine’s Day di atas, jelas sekali ia bukan berasal dari Islam. Dan sabda Nabi saw.: “barang siapa meniru suatu kaum, maka ia merupakan bagian darinya”. Maukah kita menjadi orang seperti yang disabdakan Nabi saw.? Tentunya tidak bukan?! Lantas, apakah Islam tidak mengajarkan kasih sayang kepada Ummatnya? Salah besar jika kita berangapan demikian. Malah sebaliknya, kasih sayang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kaum Muslimin. Kasih sayang tak dibatasi hanya dalam satu hari, satu bulan, ataupun satu tahun, melainkan sepanjang masa. Dalam Islam, kasih sayang tidak hanya diidentikkan dengan pemenuhan naluri seksual semata, namun jauh lebih penting dari itu banyak bentuk kasih sayang yang dapat kita lakukan kepada saudara-saudara kita. Misalnya dengan dakwah, mengajak kepada kabaikan, amar ma’ruf, nahi munkar, dan yang lainnya. Itulah bentuk kasih sayang yang hakiki dalam Islam. Selain mendapat ketenangan di dunia, kelak di akhirat juga akan meraih surga-Nya.

Karena itu, penulis menghimbau kepada generasi muda muslim agar bisa segera bangkit dari tidur panjang kalian selama ini. Secara tidak sadar, kalian telah mengidentitaskan diri kalian sebagai Umat Kristiani sebagaimana sabda Nabi saw. Yang sudah penulis sebutkan di atas tadi. Sadarlah wahai pemuda Islam, bahwa pengkampanyean Valentine’s Day itu merupakan bagian dari agenda penghancuran kalian. Telah jelas Alloh mengabarkan dalam firmannya yang artinya: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah rela terhadap kamu (Muhammad) hingga kamu mengikuti agama mereka”. Wallohu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar